Keutamaan dan Manfaat Sahur
Banyak penelitian dilakukan untuk mengkaji keutamaan puasa. Salah satunya adalah makan sahur ternyata memiliki peran aktif dalam membantu menjaga kekebalan dan stamina tubuh. Saat berpuasa tubuh kita tidak mendapatkan asupan gizi selama setengah hari, sehingga makan sahur ini memiliki peran memberikan cadangan gizi selama berpuasa.
Disunnahkan pula saat berpuasa kita mengakhiri waktu sahur, yaitu sesaat menjelang adzan subuh. Mengapa kita disunahkan mengakhirkan waktu makan? Anas r.a. meriwayatkan dari Zaid bin Tsabit r.a., dia berkata, "Kami makan sahur bersama Rasulullah Saw. kemudian beliau shalat, aku tanyakan (kata Anas), 'Berapa lama jarak antara azan dan sahur?' Beliau menjawab, "Kira-kira 50 ayat membaca Al-Quran" (HR Bukhari dan Muslim)
Rasulullah Saw. memberikan anjuran untuk melaksanakan makan sahur karena manfaatnya yang begitu besar bagi umatnya yang akan berpuasa. Rasulullah saw. sendiri mencontohkan dengan terbiasa selalu makan sahur saat berpuasa, meskipun hanya sahur dengan segelas air dan beberapa biji kurma.
Dalam riwayat lain dikatakan, "Mintalah pertolongan (tambahan kekuatan) dengan makan sahur untuk berpuasa pada siang hari. Dan, (mintalah pertolongan) dengan menyedikitkan makan pada siang hari untuk bangun pada malam hari" (HR Hakim).
Dalam riwayat lain dikatakan, "Mintalah pertolongan (tambahan kekuatan) dengan makan sahur untuk berpuasa pada siang hari. Dan, (mintalah pertolongan) dengan menyedikitkan makan pada siang hari untuk bangun pada malam hari" (HR Hakim).
Selain memberikan banyak manfaat, di dalam sahur ada keberkahan.
"Sesungguhnya makan sahur adalah berkah yang Allah berikan pada kalian maka janganlah kalian tinggalkan," demikian sabda Rasulullah Saw. yang diwirayatkan Nasa'i dan Ahmad.
Menurut hadist yang shahih menyebutkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda " Makanlah sahur, sungguh di dalam sahur terdapat berkah. HR al-Bukhari, Muslim, al-Tirmidzi, al-Nasai, Ibnu Majah dan Ahmad dari Anas bin Malik.
Menurut Imam Nawawi, "Berkah makan sahur secara dhahir (tampak), yaitu dengan kuatnya badan ketika berpuasa, menjadikannya rajin beribadah, menjadikannya termotivasi ingin menambah lagi amalan puasanya, karena tampak ringan puasa baginya setelah makan sahur, dan inilah makna yang benar dari makan sahur."
"Sesungguhnya makan sahur adalah berkah yang Allah berikan pada kalian maka janganlah kalian tinggalkan," demikian sabda Rasulullah Saw. yang diwirayatkan Nasa'i dan Ahmad.
Menurut hadist yang shahih menyebutkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda " Makanlah sahur, sungguh di dalam sahur terdapat berkah. HR al-Bukhari, Muslim, al-Tirmidzi, al-Nasai, Ibnu Majah dan Ahmad dari Anas bin Malik.
Menurut Imam Nawawi, "Berkah makan sahur secara dhahir (tampak), yaitu dengan kuatnya badan ketika berpuasa, menjadikannya rajin beribadah, menjadikannya termotivasi ingin menambah lagi amalan puasanya, karena tampak ringan puasa baginya setelah makan sahur, dan inilah makna yang benar dari makan sahur."
Keberkahan itu menandakan kebaikan yang terus bertambah dan bertambah. Keberkahan disini juga dapat diartikan dengan adanya kesempatan untuk bangun pada waktu-waktu mustajabnya doa atau waktu dimana mudah dikabulkannya doa-doa yang dipanjatkan dengan tulus hati, rahmat serta ampunan banyak turun di waktu tersebut. Sehingga muslim yang bagun sahur dan menyempatkan untuk sholat malam, berdoa, berdzikir dan memohon ampun kepada Allah hingga waktu subuh akan mendapat keutamaan.
Makna lain dari keberkahan dalam makan sahur ini adalah telah mengikuti sunnah, diberikan kesempatan untuk berniat berpuasa bagi yang belum sempat berniat sebelumnya, memudahkan bersedekah kepada yang membutuhkan, dan bertambahnya pahala kebaikan / ibadah.
Makna sahur juga bisa menjadi pembeda dengan puasanya ahli kitab.
Puasa juga merupakan bentuk ibadah yang juga diajarkan agama-agama sebelum islam. Namun pada ibadah puasa tersebut tidak mengenal adanya makan sahur yang salah satunya adalah yang dilakukan ahli kitab. Oleh karenanya seorang ahli kitab yang taat juga berpuasa namun tidak mengenal makan sahur dan tidak mengerjakan makan sahur.
"Pembeda antara puasa kita dengan puasa Ahli Kitab adalah makan sahur". Diriwayatkan oleh Muslim, al-Nasai, dan Ibnu Hibban dari Amr bin al-ʻAsh, Rasulullah saw
Menjadi karakter Nabi Muhammad Saw bahwa beliau tidak ingin disamakan dengan umat lain seperti Yahudi terutama dalam hal beribadah, seperti kita contohkan saat ini yaitu ibadah puasa berbeda dengan umat lain.
Kita juga tahu sebelumnya bagaimana bedanya puasa antara nabi Musa as. dan puasa nabi Daud as.
Ibadah makan sahur juga akan memelihara kita selalu dalam kebaikan.
Yang terakhir yang perlu kita tahu bahwa hanya dengan makan sahur kita akan mendapat instighfar dari malaikat. Kita tidak mengetahui jumlah sebenarnya berapa malaikat kecuali Allah swt. Dalam Musnad Ahmad, Ahmad bin Hanbal meriwayatkan dari Abu Said al-Khudri, Rasulullah saw pernah bersabda, Makan sahur itu berkah. Jangan sampai kalian tinggalkan meskipun hanya meminum seteguk air. Sungguh Allah dan para malaikat bershalawat bagi orang-orang yang bersahur.
Perlu Ada diketahui jika shalawat berasal dari Allah swt berarti rahmat.
Shalawat berasal dari malaikat bermakna memohonkan ampun.
Shalawat berasal dari manusia berarti doa.
Sekian artikel kali ini semoga dapat membuka wawasan dan menyampaikan ilmu ini dan jika bermanfaat, silahkan share ke teman yang lain agar mereka juga tahu.
Makna lain dari keberkahan dalam makan sahur ini adalah telah mengikuti sunnah, diberikan kesempatan untuk berniat berpuasa bagi yang belum sempat berniat sebelumnya, memudahkan bersedekah kepada yang membutuhkan, dan bertambahnya pahala kebaikan / ibadah.
Makna sahur juga bisa menjadi pembeda dengan puasanya ahli kitab.
Puasa juga merupakan bentuk ibadah yang juga diajarkan agama-agama sebelum islam. Namun pada ibadah puasa tersebut tidak mengenal adanya makan sahur yang salah satunya adalah yang dilakukan ahli kitab. Oleh karenanya seorang ahli kitab yang taat juga berpuasa namun tidak mengenal makan sahur dan tidak mengerjakan makan sahur.
"Pembeda antara puasa kita dengan puasa Ahli Kitab adalah makan sahur". Diriwayatkan oleh Muslim, al-Nasai, dan Ibnu Hibban dari Amr bin al-ʻAsh, Rasulullah saw
Menjadi karakter Nabi Muhammad Saw bahwa beliau tidak ingin disamakan dengan umat lain seperti Yahudi terutama dalam hal beribadah, seperti kita contohkan saat ini yaitu ibadah puasa berbeda dengan umat lain.
Kita juga tahu sebelumnya bagaimana bedanya puasa antara nabi Musa as. dan puasa nabi Daud as.
Ibadah makan sahur juga akan memelihara kita selalu dalam kebaikan.
Yang terakhir yang perlu kita tahu bahwa hanya dengan makan sahur kita akan mendapat instighfar dari malaikat. Kita tidak mengetahui jumlah sebenarnya berapa malaikat kecuali Allah swt. Dalam Musnad Ahmad, Ahmad bin Hanbal meriwayatkan dari Abu Said al-Khudri, Rasulullah saw pernah bersabda, Makan sahur itu berkah. Jangan sampai kalian tinggalkan meskipun hanya meminum seteguk air. Sungguh Allah dan para malaikat bershalawat bagi orang-orang yang bersahur.
Perlu Ada diketahui jika shalawat berasal dari Allah swt berarti rahmat.
Shalawat berasal dari malaikat bermakna memohonkan ampun.
Shalawat berasal dari manusia berarti doa.
Sekian artikel kali ini semoga dapat membuka wawasan dan menyampaikan ilmu ini dan jika bermanfaat, silahkan share ke teman yang lain agar mereka juga tahu.