Aku Milik Suamiku dan Suamiku Milik Ibunya. Sebuah pertanyaan oleh seorang istri terkadang masih belum menemukan jawabannya. Apakah suaminya itu sepenuhnya miliknya atau masih menjadi milik kedua orang tuanya dalam hal tanggung jawab dan sebagainya. Pada kesempatan kali ini, Khazanah kan share hal tersebut dan semoga menambah pengetahuan kita semua.
Perempuan harus menyadari bahwa laki-laki setelah menikah memiliki dua cinta. Yakni cinta dia sebagai anak kepada ibunya dan cinta dia sebagai suami kepada istrinya.
Baca juga: Kisah Ustadz yang Kapok Ajukan Poligami ke Istri
Kesadaran ini akan membuat perempuan bijaksana menempatkan diri. Dia akan menjadi istri yang sabar kepada suaminya dan menjadi menantu yang jauh lebih sabar kepada ibu mertuanya.
Dan yang menjadi catatan penting seorang istri ketika dia memiliki perbedaan pandangan dengan ibu mertuanya kewajiban seorang istri adalah banyak mengalah dan bersabar. Karena kesabaran adalah salah satu tanda yang disematkan kepada perempuan-perempuan shalihah yang menjaga mistqan ghazila, ikatan suci yang diatasnya diletakkan tangan para malaikat.
Dan pahami juga oleh perempuan bernama mertua bahwa ketika anak memutuskan untuk menikah anak kita memiliki dua amanah besar dalam hidupnya yakni amanah dia sebagai anak kepadamu dan sebagai pemimpin bagi istri dan anak-anaknya.
Jangan perberat amanahnya dengan sikap mengatur segala urusan anak kita seperti saat ia bayi, biarkan dia membangun rumah tangganya bersama wanita pilihannya.
Sekian artikel tentang Aku Milik Suamiku dan Suamiku Milik Ibunya, semoga bermanfaat. Silahkan berbagi ke teman yang lain untuk menyampaikan informasi ini.
*#notes dari fb Serambi Islami